Belajar Seumur Hidup Adalah Batu Loncatan Untuk Sukses
September 15, 2014
“Segala sesuatu yang telah anda pelajari akan selalu berguna di masa depan”, itu adalah paham yang di yakini oleh seorang interior desainer dan pemilik bisnis Tan Heok Seng. Heok Seng telah bekerja di berbagai industri selama 30 tahun terakhir dan mengambil banyak program akademik dan profesional untuk menambah keahliannya.
Sebagai orang yang Pragmatis, Heok Seng menyadari bahwa setelah lulus sekolah menengah, ia harus melanjutkan sekolah agar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini mendorongnya untuk mendaftar program diploma Mandarin Business Studies dan diploma Sales & Marketing di Singapore Institute of Management (SIM).
Di tahun 1980an, SIM merupakan satu-satunya institusi yang menawarkan program Mandarin untuk pekerja yang tidak bisa berkuliah di universitas-universitas lokal. Heok Seng ingat bahwa dia merupakan angkatan pertama dari 140 siswa yang mengambil program Mandarin Business Studies. Di akhir tahun kedua, hanya 40 dari 140 siswa yang berhasil menyelesaikan studi hingga lulus. Kebanyakan para siswa sudah memiliki keluarga sehingga mereka sulit membagi waktu untuk menyelesaikan studi mereka. Selain itu, mereka juga harus mengerjakan tugas. Yang membuat Heok Seng berhasil melewati masa sulit selama menuntut ilmu adalah moto hidupnya yaitu “tidak ada yang sia-sia”. Kegigihannya sangat membantu, sehingga ia juga mendaftarkan diri di program Interior design dan Landscape.
Ia berhenti dari perusahaan konstruksi dan mulai merintis perusahaan Interior Design dengan dua temannya yang juga lulusan dari program diploma Mandarin Business di SIM. Heok Seng mengatakan 2 program diploma di SIM mengajarkannya banyak hal tentang cara memulai bisnisnya dan bagaimana cara memasarkan jasa perusahaannya. Banyak keahlian yang dipelajari yang masih berguna hingga saat ini, bahkan saat ia menangani proyek design dari perusahaanya, Aurora Design and Contracts.
Kini bisnisnya telah sukses meski di dirikan di kawasan terpencil. Kesuksesan yang diraihnya tidak mengubah sifat Heok Seng. Saat ia tidak bekerja, ia mengikuti kelas kaligrafi dan menjadi relawan di sebuah sekolah bernama Ahmad Ibrahim School. Heok Seng juga aktif di perkumpulan alumni SIM jurusan Mandarin Business, dimana mereka mengkordinasi kegiatan para lulusannya.
Oleh: Mabel Yeo
(cen)