News

CUHK (SZ) Juara Kedua di Perlombaan Mobil Cerdas

December 7, 2017

Sebagaimana bagian terakhir dari acara Perlombaan ini berlangsung, tim Cheng Dao 419 dari CUHK Shenzhen memenangkan juara dua. Tim yang terdiri dari tiga mahasiswa S1 tahun ketiga dan satu mahasiswa S3 dari School of Science and Engineering (SSE – Sekolah Sains dan Teknik) merupakan yang pertama dari universitas ini yang berpartisipasi.

 

(Dari kiri ke kanan) Anggota ‘Cheng Dao 419’: Du Jingxin, Wei Yingxin, dan Liu Yuanhao; dan Prof. Simon Pun, SSE

 

NXP Cup

NXP Cup National University Student Intelligent Car Race (NXP Cup) awalnya dikenal dengan nama Freescale Cup. Ini merupakan kompetisi yang pertama dari jenisnya yang digelar oleh Departemen Pendidikan Tingkat Tinggi (Kementerian Pendidikan) yang telah menjadi salah satu kompetisi praktik dan inovasi teknologi yang paling berpengaruh dari hampir 500 universitas di lebih dari 30 provinsi. Perlombaan ini telah bertumbuh dari tiga menjadi tujuh acara, meliputi sinar dan listrik.

NXP Cup mengharuskan kontestannya untuk menggunakan mikrokontrol sebagai unit kontrol utama, menerapkan sensor jalan dan penggerak motor, dan menulis program untuk merancang dan merakit mobil cerdas yang bisa mengidentifikasi objek dan kondisi lintasan secara independen. Perlombaan ini menantang kontestan dengan teknik kendaraan, merakit UAVs (unmanned aerial vehicles – kendaraan udara tanpa awak), dan optimalisasi pengendali dan aktuator.

 

Mengenai Cheng Dao 419

Sebanyak hampir 200 tim yang terdiri dari 1800 mahasiswa dari 166 universitas berpartisipasi di acara final. Cheng Dao 419 terdiri dari 3 senior jurusan Electronic Information Engineering (Teknik Informasi Elektronik): Wei Yingxin, Du Jingxin, and Liu Yuanhao, dan seorang mahasiswa S3 tahun kedua, Niu Guanchong.

Model Quadrotor yang dirakit oleh Tim Cheng Dao 419 di acara NXP Cup ke-12

Cheng Dao 419 berpartisipasi di NXP Cup karena “unmanned group vehicles (UGVs – grup kendaraan tanpa awak) dan UAVs telah menjadi topik panas penelitian tahun-tahun sekarang ini.” Mereka berkomentar bahwa perlombaan quadrotor merupakan faktor menarik yang besar dan bahwa mereka berharap untuk memperdalam pengetahuan mereka akan mobil cerdas dan UAVs sambil menginspirasi jiwa CUHK Shenzhen untuk inovasi dan praktik.

“Kami ingin berterima kasih kepada sekolah kami dan CIDE untuk dukungan mereka yang besar, dan kami benar-benar ingin berterima kasih juga kepada Prof. Pun. Mereka semua telah membantu kami membuat mimpi menjadi nyata.”

Anggota tim mencerminkan bahwa teknologi tinggi dan manufaktur cerdas adalah topik penelitian mereka. “Kami menerapkan Raspberry Pi untuk mengoperasikan OpenCV untuk mengenali beacon (sinyal rambu), komputasi paralel untuk optimasi OpenCV agar lebih cepat mengkoreksi distorsi, filter 850nm untuk lensa sudut-lebar agar bisa menyaring sinar nyasar, dan IoT untuk mengendalikan 3D priter agar bisa mencetak jarak jauh. Melalui CATIA, kami merancang crash barrier (penghalang benturan) dan mencetaknya memakai 3D printer. Kami juga menerapkan SDR untuk debug model kami agar dapat memperbaiki kemampuan anti-jamming mereka dan PixHawk, sebuah autopilot sumber terbuka, untuk membuat UAV kami sendiri… dan hasilnya berbicara sendiri.”

“Kami beruntung universitas kami berlokasi di Shenzhen, ‘Silicon Valley’ di China. Sehingga komponen elektronik yang dibutuhkan sangat mudah didapatkan. Sebagai contoh, kami menemukan sebuah komponen di mall Huaqiang North. Tim dari kota lain tidak seberuntung itu. Lawan kami dari Beijing mematahkan lensa sudut-lebar tapi tidak bisa mendapatkan yang baru tepat waktu sehingga sangat berdampak pada peforma mereka. Kami benar-benar merasa sangat beruntung tinggal di Shenzhen.”

Meskipun upaya mereka menghasilkan hasil yang positif, anggota tim mengakui gap yang ada antara mereka dan kompetitor mereka. “Kami kurang pengalaman dibanding tim papan atas seperti Harbin Institute of Technology. Ini merupakan kali pertama kami, tapi mereka sudah berkompetisi di perlombaan ini untuk lima tahun berturut-turut. Sehingga, kami juga belajar banyak dari berkompetisi dengan mereka.”

“NXP Cup memberikan kami akses ke negeri ajaib dari teknik, sirkuit elektrik, dan programming. Kami merakit komponen, merancang struktur mekanik dan sirkuit listrik, menerapkan drivers dan algoritma, dan akhirnya merakit UGV dan UAV; membiarkan mereka bekerja bersama untuk melaksanakan tugas. Kami menghabiskan siang dan malam merancang sirkuit listrik, coding, dan debugging mobil cerdas dan model quadrotor bersama – sebuah perjalanan yang panjang dan menyakitkan tapi pada akhirnya sangat memuaskan. Kami senang melihat mobil cerdas dan UAV kami selesai. Rasa sakit dan bahagia terjalin di hari-hari itu.”

 

Kembali ke Universitas

Prof. Stephen Boyd dan Prof. Simon Pun memandu para anggota tim Cheng Dao 419

Ketika kembali ke sekolah, para anggota tim menemukan ruang untuk perbaikan diri. Prof. Stephen Boyd dari Stanford University mengunjungi CUHK Shenzhen dan melihat demonstrasi mobil cerdas mereka. Sebagai pakar teori kontrol, Beliau menghabiskan dua hari penuh untuk memberikan instruksi kepada para anggota mengenai optimalisasi trayek untuk mobil cerdas yang berjalan dengan kecepatan tinggi memakai kontrol lokal. Sebelum Beliau kembali ke Stanford, Prof. Boyd meminta para anggota tim untuk mengirimkannya perkembangan terkini perbaikan mereka.

Anggota Cheng Dao 419 dengan sungguh-sungguh berterima kasih kepada anggota laboratorium atas dukungan mereka selama ini, terutama untuk Mr. Hou Liang dan Mr. Yang Lujian, teknisi tim tersebut. Dan dengan dukungan Prof. Simon Pun dan Prof. Stephen Boyd, tim ini berencana untuk membuat sebuah organisasi grup siswa mengenai penelitian manufaktur cerdas yang terbuka untuk semua anak CUHK Shenzhen.


Ingin kuliah di CUHK Shenzhen? Info dan pendaftaran, hubungi EDUWORLD.

 

/(RPR)

Sumber: CUHK(SZ) Website

Copyright © . Eduworld. All rights reserved