Penemuan Obat Demensia oleh Ilmuwan dari Sunway University
April 24, 2015
Ilmuwan Malaysia dari Sunway University Menemukan Bahwa Stimulasi Otak Dalam Bisa Membantu Mengobati Demensia
Meningkatnya Demensia paling sering dialami oleh penduduk di seluruh dunia dan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup.
Demensia dapat terjadi pada siapa saja, tetapi resikonya bertambah dengan bertambahnya usia. Kebanyakan orang yang menderita demensia adalah orang tua, tetapi penting untuk diingat bahwa kebanyakan orang tua tidak menderita demensia. Ini bukan bagian dari penuaan, tetapi disebabkan oleh penyakit otak. Resiko ini meningkat dengan bertambahnya usia: sekitar 50% orang yang berusia 85 mempunyai resiko terkena demensia.
Stimulasi Otak Dalam adalah teknik neuromodulation yang canggih, penggunaan stimulasi elektroda yang ditanam di dalam otak yang bisa menyampaikan rangsangan elektrik kecil kedalam otak, membantu dan mengontrol neurotransmisi di area mikroselular dengan menggunakan prosedur bedah infasiv seminimal mungkin. Ilmuwan Malaysia Professor Lim Lee Wei Dari Sunway University, Malaysia, yang merupakan penerima Singapore Lee Kuan Yew Reasearch Fellowship di tahun 2011 di Nanyang Technological University menunjukkan bahwa stimulasi otak dalam bisa mengurangi gejala demensia.
Professor Lim Lee Wei (kiri) dan asistennya (kanan)
Hasil penelitan dipublikasikan di eLife, jurnal pertama oleh Professor Randy W. Schekman, a Nobel Laureate for Physiology or Medicine pada tahun 2013.
Prosedur paling efektif adalah dengan cara menstimulasi elektrik ke dalam otak melalui Stimulasi Otak Dalam dengan target korteks prefrontal untuk mengaplikasikan percobaan demensia ini digunakan model hewan. “Pemilihan sasaran stimulus elektrik ke dalam otak didasarkan pada hasil awal yang menunjukkan efek antidepressant yang lebih kuat dibandingkan dengan struktur otak yang distimulasikan”, jelas Professor Lim Lee Wi.
Penelitian pernah dilakukan oleh peneliti dari Maastricht dan Oxford University, dan juga pernah diterbitkan di Translational Psychiatry, sebuah jurnal terbitan Nature Publishing Group, oleh Macmillan Publichers Limited.
Untuk peningkatan memori, elekrotda bilateral ditanamkan di korteks prefrontal – bagian penting di dalam pengaturan fungsi kognitif, emosi dan perilaku yang kompleks.
Setelah rangsangan kronis, tim peneliti menemukan peningkatan fungsi yang signifikan pada memori jangka pendek dan jangka panjang hewan, menggunakan rangsangan perilaku.
Mereka terus menunjukkan bahwa rangsangan kronis di korteks prefrontal mengalami peningkatan gen neurogenesis, yang kemudian menyebabkan peningkatan luar biasa dari sel-sel baru di area otak yang disebut Hippocampus.
Hippocampus merupakan daerah penting dari otak, yang berperan penting selama respon emosional, dan tempat bekerjanya memori perilaku. Dalam penuaan, gangguan hippocampus atau degenerasi sering menjadi penyebab mendasar demensia dan kognitif lainnya.
Wakil Rektor Sunway University, Professor Graeme Wilkinson mengatakan: “meskipun temuan ini menunjukkan hasil yang menjanjikan, validasi dalam studi klinis sangat penting untuk menunjukkan kebenarannya. Namun demikian, hal ini merupakan langkah yang besar dalam mengatasi demensia pada manusia”
(nov/cen)