Upaya Perbaikan Keamanan Drones Dengan JUATT
November 3, 2017
Tim Lalu Lintas Udara Tanpa Awak Gabungan (JUATT – The Joint Unmanned Air Traffic Team) di Kampus Prescott, Embry-Riddle Aeronautical University (ERAU) sedang berupaya agar para operator tanpa awak komersial dan penggemar yang berpartisipasi dapat mengubah cara mereka menerbangkan pesawat agar menjadi lebih aman.
Mereka telah mengembangkan sistem kontrol lalu lintas udara tanpa awak yang didasarkan pada Sistem Referensi Grid Militer (MGRS – Military Grid Reference System). Penggunaan MGRS ini sudah menjadi hal biasa untuk operasi militer sekarang ini dan para mahasiswa ERAU sudah dididik bagaimana cara menggunakan MGRS. Melihat dan menghindari merupakan juga masalah utama yang dimiliki sistem pesawat tanpa awak (UAS – unmanned aircraft systems), atau drones.
Sistem JUATT ini serupa dengan bagaimana pengendalian lalu lintas udara (ATC – air traffic control) saat ini melayani aturan penerbangan visual (VFR – visual flight rules). Setiap operator UAS akan mengajukan rencana penerbangan yang membutuhkan ijin untuk menempati suatu wilayah di udara hingga 400 kaki di atas permukaan tanah dengan menggunakan sistem grid. Rencana ini ditinjau oleh pengendali tanpa awak yang akan menyetujui atau menolak permintaan tersebut. Kemudian operator UAS akan mengkomunikasikannya dengan pengendali tanpa awak melalui obrolan teks yang membantu mengurangi biaya operasi dan memungkinkan operator lapangan untuk berkomunikasi dengan lebih mudah tanpa gangguan radio.
Menurut tim, tidak ada yang seperti ini sebelumnya. “Sistem kami berbeda karena kami memakai sistem referensi grid – bukan memakai penentuan posisi, titik arah, alat bantu navigasi darat, atau garis lintang dan bujur, ” kata Jennah Perry, Profesor Manajemen Lalu Lintas Udara (Air Traffic Management).
Sistem JUATT memungkinkan penerbangan UAS komersil untuk disetujui dengan cara yang jauh lebih tradisional, yaitu dengan mengizinkan operator UAS untuk menghubungi agen yang mengendalikan secara langsung, sementara pada saat yang sama juga memastikan bahwa pesawat berawak diberikan pemisahan yang tepat dari UAS.
Tim tersebut mengakui bahwa fasilitas FAA ATC kekurangan tenaga kerja dan terlalu banyak beban kerja. JUATT mengusulkan bahwa dengan fasilitas hub Flight Service Station (Stasiun Pelayanan Penerbangan) yang saat ini memiliki spesialis ATC yang sudah familiar dengan operasi tanpa awak, pembaharuan perangkat lunak ke sistem FS21 saja sudah cukup untuk memungkinkan pengintegrasian operasi pesawat tanpa awak komersil secara aman dan pemisahannya di National Airspace System (Sistem Ruang Udara Nasional).
“Metode JUATT yang digabungkan dengan konsep Jasa Penerbangan akan secara esensial memecahkan semua masalah yang dihadapi FAA sehubungan dengan mengintegrasikan pesawat tanpa awak komersil ke dalam National Airspace System,” tambah Perry. “Daripada mencoba ‘menciptakan kembali rodanya,’ mungkin sebaiknya kita mencari cara untuk mengubahnya secara ekonomis dan layak menjadi apa yang dibutuhkan pengguna saat ini.”
Tim JUATT akan mempresentasikan penelitian mereka pada tanggal 7 November di Arizona UAS Summit & Expo di Mesa, Ariz.
Ada yang tertarik belajar penerbangan? Yuk belajar di ERAU – Universitas khusus penerbangan dan ruang angkasa terbesar dan terakreditasi di dunia! Pendaftaran dan info lebih lanjut, hubungi EDUWORLD. FREE Consultation and Study Overseas’ Services.
/(RPR)